Lifestyle

3 Sisi Kelam Kehidupan di Swiss

Tak Semuanya Indah, Ini 3 Sisi Kelam Kehidupan di Swiss

3 Sisi Kelam Kehidupan di Swiss, Swiss adalah salah satu negara maju di Eropa yang terkenal dengan sejumlah keunggulannya, yaitu sebagai salah satu negara paling bersih, teraman, dan terindah di dunia.

Menurut Environmental Performance Index (EPI) 2022, Swiss menduduki peringkat sembilan sebagai negara terbersih di dunia dengan skor 65.90. Sementara itu, menurut Global Peace Index (GPI) 2022, Swiss menempati urutan ke-11 dengan skor 1.357.

Namun, di balik kebersihan, keamanan, dan keindahan tersebut, Swiss juga memiliki sisi kelam.

Berikut tiga fakta mengenai sisi kelam Swiss sebagai negara termahal di dunia, di lansir dari berbagai sumber.

Baca juga: Makanan Khas Negara Swiss

1. Banyak orang ‘berdarah-darah’ karena biaya hidup yang terlampau mahal

Swiss terkenal sebagai salah satu negara dengan biaya hidup paling mahal di dunia. Dan hal ini membuat banyak warganya ‘berdarah-darah’ karena harus berjuang demi bisa membayar biaya hidup.

Berdasarkan data salah satu database yang membuat peringkat kota-kota di dunia berdasarkan statistik, Numbeo, pada Januari 2023 enam kota Swiss dari 10 kota di dunia masuk ke dalam daftar kota dengan biaya hidup termahal di dunia. Enam kota tersebut adalah Basel, Zurich, Lausanne, Zug, Bern, dan Ganeva.

Meskipun rata-rata pendapatan masyarakat Swiss adalah US$66.567 atau sekitar Rp996,5 juta (kurs Rp14.970/US$) pertahun, gaji tersebut di nilai sebagai angka yang pas-pasan akibat tingginya biaya hidup di negara itu.

Salah satu biaya paling besar yang di keluarkan oleh penduduk Swiss adalah biaya sewa rumah. Menurut Internations.org, rata-rata harga sewa rumah di Swiss adalah 2 ribu CHF atau sekitar Rp32 juta (kurs Rp16.230/CHF) perbulan. Harga tersebut di banderol untuk apartemen dengan satu kamar tidur.

Selain itu, berdasarkan data Budget Direct pada 2021, Swiss tercatat sebagai negara dengan rata-rata biaya masuk tol termahal di dunia, yaitu US$26,52 atau sekitar Rp397 ribu

2. Banyak anak muda mewarisi utang asuransi

Setiap orang di Swiss, tanpa terkecuali, wajib membayar iuran asuransi kesehatan. Namun, malangnya, hal ini banyak memberatkan warga. Bahkan, seseorang akan di anggap memiliki utang dan akan terus di tagih jika tidak membayarnya.

Dilansir dari Swiss Info, biaya asuransi kesehatan wajib di Swiss rata-rata meningkat hingga 6,6 persen pada 2023. Angka kenaikan tersebut menjadi yang tertinggi sejak 2010.

Rata-rata premi asuransi di Swiss akan meningkat menjadi 335 CHF atau sekitar Rp5,4 juta perbulan. Bagi orang dewasa, biaya premi asuransi per bulannya adalah 397 CHF atau sekitar Rp6,4 juta.

Menurut laporan salah satu media Swiss, Le News, seseorang yang telah berusia 18 tahun sudah di wajibkan untuk membayar asuransi. Bila ada orang tua yang tidak membayar asuransi maka tagihan akan di alihkan kepada anaknya yang telah berusia 18 tahun.

Salah satu perusahaan asuransi di Swiss mengaku secara otomatis akan memberikan peringatan pembayaran dan mengejar secara hukum kepada orang berusia 18 tahun bila mereka tidak membayar asuransi.

Salah satu ahli hukum di Swiss, Claudia Odermatt mengungkapkan bahwa banyak anak-anak muda di Swiss yang mewarisi dan harus menanggung utang asuransi orang tuanya. Tidak tanggung-tanggung, utang-utang tersebut umumnya bernilai 10 ribu CHF atau sekitar Rp162 juta hingga 24 ribu CHF atau sekitar Rp389 juta.

Ketika seseorang memiliki utang, hal itu bisa menghalangi dia untuk mendapatkan pekerjaan hingga menyewa rumah.

3. Banyak lansia tinggalkan Swiss karena tak sanggup dengan biaya hidup yang tinggi

Di Swiss, selain asuransi kesehatan, setiap warga negaranya juga di wajibkan untuk membayar iuran asuransi yang cukup tinggi untuk memperoleh tunjangan pensiun di hari tua.

Mengutip laman ch.ch, besar tunjangan yang akan di terima oleh pensiunan adalah 1.225 CHF atau sekitar Rp19,8 juta sampai 2,450 CHF atau sekitar Rp39,7 juta perbulan.

Untuk memperoleh biaya pensiun maksimum (2,450 CHF) maka seseorang harus memiliki rata-rata pemasukan sekitar 86.040 CHF atau sekitar Rp1,3 miliar pertahun. Semakin tinggi gaji dan kontribusi asuransi seseorang, semakin tinggi pula dana pensiun yang akan di peroleh.

Meski sudah bayar iuran asuransi, tetap saja tunjangan hari tua yang di terima lansia tidak cukup untuk membiayai hidup mereka. Karena itu, banyak lansia yang akhirnya meninggalkan Swiss dan pindah ke negara lain dengan biaya hidup lebih murah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *